Terdapat beberapa
ayat Al-Quran yang menyentuh tentang musafir atau pengembaraan. Antaranya ialah
firman Allah dalam Surah Al-An'am (6: 11) yang terjemahannya: Katakanlah
(Muhammad), "Jelajahilah bumi, kemudian perhatikan bagaimana kesudahan orang-orang
yang mendustakan itu''.
Ayat lain, firman
Allah dalam surah Surah Al-Mulk, (67: 15) yang bermaksud: “Dialah yang memjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka
jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian daripada rezekiNya.
Dan hanya kepadaNyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”.
Melalui firman Allah SWT di atas, orang-orang Islam
memang digalakkan untuk pergi bermusafir atau mengembara dalam rangka untuk
menambahkan keimanan kepada Allah SWT. Dalam bermusafir, nikmat pancaindera
pendengaran dan penglihatan serta hati harus peka dan digunakan untuk
memperakui kekuasaan dan kebesaran Allah. Betapa Allah Maha Berkuasa mengazab
orang-orang yang mendustai ayat dan petunjuk Allah. Merasai pengalaman berada
di tempat-tempat tertentu umpamanya melihat tinggalan sejarah Firaun di Mesir
pasti tidak sama dengan sekadar mengetahui melalui pembacaan.
Semasa bermusafir, niat kita harus semata-mata
untuk mendapatkan keredhaan Allah SWT.
Manusia bermusafir atas berbagai-bagai sebab antaranya melakukan amal ibadat
haji atau umrah, menuntut ilmu, mencari rezeki, berjihad atau untuk
menziarahi keluarga atau sahabat. Musafir tidak seharusnya dicemarkan dengan
perkara-perkara maksiat dan haram samada sebagai tujuan atau pun aktiviti
semasa bermusafir.
Oleh itu, dengan berbagai-bagai manfaat dan keringananyang
boleh diperolehi melalui pengembaraan atau bermusafir, mudah-mudahan kita
berkeinginan untuk mencari peluang bermusafir dengan menghayati keindahan
ciptaan Allah SWT di alam semesta ini. Bak kata pepatah, “jauh perjalanan luas
pemandangan”. Kita juga akan merasa bersyukur akan kebesaran Allah SWT
sekaligus menyedari akan kedudukan kita sebagai hamba Allah, aamin...Ya Rabb
Tiada ulasan:
Catat Ulasan